PEMURNIAN
GARAM DAPUR DAN REKRISTALISASINYA
Lab. Kimia Anorganik Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang
Gedung D8 Lt 1Sekaran Gunung pati Semarang 50229, Indonesia
eftyleliya95@gmail.com,
089685749889
Abstrak
Percobaan pemurnian NaCl dan iodisasinya bertujuan untuk mengetahui bagaimana
proses pembuatan garam dapur
yang benar dan sehat untuk dikonsumsi,karena garam dapur
yang didapat dari laut merupakan garam dapur
yang masih mengandung banyak zat pengotor.Pada percobaan ini dilakukan pemurnian dengan dasar perbedaan daya larut dari masing-masing zat.Garam dapur direaksikan dengan beberapa zat
yang dapat melarutkan zat-zat pengotor pada garam dapur tersebut,proses ini melalui beberapa tahap.setelah beberapa tahapan telah dilakukan,maka akan didapatkan garam dapur
yang idealnya telah bebas dari zat pengotor,biasanya berwarna putih dan lebih halus dibandingkan dengan garam
yang belum dimurnikan.Setelah proses pemurnian dilakukan,maka dilakukan penentuan kadar NaCl
yang telah dimurnikan kemudian dibandingkan dengan kadar NaCl pada garam sebelum pemurnian
yang telah ditentukan kadarnya melaluititrasi argentometri dengan menggunakan larutan standar
AgNO3 yang telah distandarisasi dengan NaCl p.a dan indicator berupa K2CrO4
(KaliumKromat) dengan titik akhir titrasinya ditandai dengan munculnya warna merah bata.Garam hasil pemurnian memiliki kadar
yang lebih tinggi dibandingkan dengan garam
yang belum dimurnikan,hal inisekaligus sebagai tanda telah berkurangnya zat-zat pengotor pada garam krosok
yang dimurnikan.
Kata
Kunci :kadar,Pemurnian,Perbedaan dayalarut
NaCl and the
iodization purification experiment aims
to determine how the process of making the correct salt and healthy to eat ,
because salt is obtained from sea salt which still contains many unusefull substances.at the purification experiment was conducted on the basis
of differences in solubility of the substance’s respective.Salt
each reacted with some substance that can
dissolve impurities in the salt , this process through several stages .after some have done , it will get the salt that is
ideally free from impurities , usually white and more subtle than the salt that
has not been
purification.After purification process is
done , then the determination of levels of NaCl that has been purified and then
compared with the levels before the purification of salt NaCl at predetermined
levels by argentometry titration using a standard solution of AgNO3 with NaCl
standardized pa and indicators form of K2CrO4 ( KaliumKromat ) with titration
endpoint is marked by the appearance of red color .Salt purification results had levels higher than the
salt that has not been purified , it has been reduced as a sign of impurities in the purified salt.
Keywords : concentration ,
purification , solubility difference
PENDAHULUAN
Pada percobaan pemurnian NaCl bertujuan untuk
mempelajari rekristalisasi NaCl dengan penambahan bahan pengikat pengotor dan
menghitung kadar NaCl. Rekristalisasi adalah suatu metode yang digunakan untuk
memurnikan padatan (Mohrig, 1979). Pada prinsipnya zat yang akan dimurnikan
dilarutkan dalam suatu pelarut yang dipanaskan dan diuapkan kembali. Bahan
pengotor yang tidak dapat dilarutkan dapat dipisahkan dari larutan dengan cara
penyaringan, sedangkan bahan pengotor yang mudah larut akan berada dalam
larutan.
Garam atau NaCl merupakan senyawa yang sangat penting
dalam kehidupan sehari – hari. Garam digunakan dalam pengawetan makanan, perasa
makanan dan lain sebagainya. Garam diperoleh dari penguapan air laut yang
kemudian mengkristal atau biasa kita sebut gram krosok. Garam krosok atau garam
yang belum dimurnikan masih mengandung zat-zat pengotor seperti Ca2+,
Mg2+, Al3+, Fe3+, SO42-,
I-, Br- (Anonim, 1989).
Untuk meningkatkan kualitas garam yang diperoleh dari
laut dapat dilakukan berbagai cara seperti kristalisasi bertingkat,
rekristalisasi, pencucian garam, dan pemurnian dengan penambahan bahan pengikat
pengotor. Apabila tidak dilakukan pemurnian, maka garam yang diperoleh melalui
proses penguapan air laut tersebut masih mengandung senyawa-senyawa pengotor
seperti MgCl2, MgSO4, CaSO4, CaCO3,
KBr dan sebagian kecil KCl (Jumaeri, 2003).
Rekristalisasi atau pemecahan butiran (grain)
hasil fabrikasi menjadi butiran-butiran halus (subgrain) telah diamati di
dalam bahan bakar UO2 berderajat bakar tinggi. Proses rekristalisasi mulai
terjadi apabila energi per inti cukup untuk membentuk permukaan-permukaan batas
butir dengan membuat suatu volume yang bebas regangan dengan hasil akhir berupa
penurunan energi bebas material. Restrukturisasi ini menyebabkan terbentuk-nya
suatu jaringan yang rapat menyerupai batas butir baru. Dosis iradiasi yang
menyebabkan rekristalisasi ditentukan oleh kondisi operasi bahan bakar seperti
temperatur dan laju fisi. ( Herutomo, 2000).
Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu
fase padat keluar dari larutan. Endapan mungkin berupa Kristal (kristalin) atau
koloid, dan dapat dikeluarkan dari larutan dengan penyaringan atau pemusingan
(centrifuge). Endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat
yang bersangkutan. Kelarutan (s) suatu endapan, menurut definisi adalah sama
dengan konsentrasimolar dari larutan jenuhnya. Kelarutan bergantung dari
berbagai kondisi, seperti suhu, tekanan, konsentrasi bahan-bahan lain dalam
larutan itu, dan pada komposisi pelarutnya. Kelarutan endapan bertambah besar
dengan kenaikan suhu, meskipun dalam beberapa hal yang istimewa (seperti kalium
sulfat), terjadi yang sebaliknya.
Kemudahan suatu endapan dapat disaring dan dicuci
tergantung sebagian besar pada struktur morfologi endapan, yaitu pada bentuk
dan ukuran kristal-kristalnya. Makin besar Kristal-kristal yang terbentuk
selama berlangsungnya pengendapan, makin mudah mereka dapat disaring. Bentuk
Kristal juga penting. Struktur yang sederhana, seperti kubus, octahedron, atau
jarum-jarum, sangat menguntungkan, karena mudah dicuci setelah disaring. Ukuran
Kristal yang terbentuk selama pengendapan, tergantung terutama pada dua factor
penting: yaitu laju pembentukan inti (nukleasi) dan laju pertumbuhan Kristal.
(Vogel, 1985).
Proses rekristalisasi merupakan proses
pengintian dan pertumbuhan Kristal-kristal baru bebas regangan pada logam induk
(matriks) yang telah mengalami pengerjaan dingin. Ada beberapa pandangan
tentang mekanisme proses pengintian pada rekristalisasi dan pandangan yang
paling akhir diterima ialah yang diusulkan oleh Hu. Hu menyatakan bahwa proses
pengintian selama rekristalisasi adalah terjadinya penyatuan atau penggabungan
sub butir di daerah micro-band yang terletak diantara pita deformasi
utama atau di dekat batas butirbatas butir induk.
Bahan pengikat pengotor adalah bahan atau zat yang
dapat digunakan untuk mengikat zat – zat asing yang keberadaannya tidak
dikehendaki dalam zat murni. Secara teori garam yang beredar di masyarakat yang
biasanya dikonsumsi oleh masyarakat harus mempunyai kadar NaCl minimal 94,7%
untuk garam yang tidak beriodium (Nitimihardja, 2005:6). Sesuai SNI nomor
01-3556-2000 (Anonim, 1994), garam beriodium adalah garam konsumsi yang
mengandung komponen utama NaCl 94,7%, air maksimal 7% dan Kalium Iodat mineral
30 ppm, serta senyawa-senyawa lain sesuai dengan persyaratan yang ditentukan,
namun pada kenyataannya kadar NaCl pada garam dapur jauh dibawah standar.
Oleh karena itu percobaan ini dilakukan untuk
mengetahui kadar NaCl sebelum dimurnikan dan kadar NaCl setelah dimurnikan
dengan penambahan bahan pengikat pengotor. Bahan pengikat ini merupakan bahan
yang sengaja ditambahkan ke dalam larutan garam dapur dengan maksud untuk
mengikat pengotor-pengotor yang sebelumnya sudah ada pada garam dapur melalui
pembentukan endapan.
METODE
l Pemurnian
NaCl
Pada percobaan
pemurnian NaCl dan rekristalisasinya, 50 mL aquades dipanaskan dalam beker
glass sampai mendidih beberapa saat, kemudian 2,503
gram garam krosok dimasukkan ke dalam air panas sambil diaduk dan dipanaskan
lagi sampai sampai mendidih lalu disaring.kemudian CaO sebanyak 0,05 gram
ditambahkan kedalam larutan, endapan yang terjadi disaring. Ba(OH)2
1,0 M ditambahkan tetes demi tetes sampai tetes terakhir tidak membentuk
endapan lagi, endapan yang terjadi kemudian disaring. Kira-kira 10 mL larutan
(NH4)2CO3 0,10 M ditambahkan tetes demi tetes
sampai tetesan terakhir tidak membentuk endapan. Larutan disaring dan
filtratnya dinetralkan dengan HCl encer dan diuji dengan kertas indikator
universal. Larutan diuapkan sampai kering, Kristal yang diperoleh kemudian
ditimbang. Endapan pengotor yang diperoleh dari hasil penyaringan dikeringkan
dan ditimbang.
l Titrasi Argentometri
(Standarisasi dan Penentuan Kadar)
Sebelum
melakukan titrasi untuk menentukan kadar NaCl, terlebih dahulu dilakukan
standarisasi terhadap larutan AgNO3 untuk mengetahui normalitasnya.
Sebanyak 0,2504 gram sampel garam dapur dilarutkan dalam 100 mL aquades di
dalam labu takar 100mL, kemudian dipindahkan ke dalam Erlenmeyer. Dicek pHnya,
jika terlalu asam ditambahkan larutan NaHCO3 dan jika terlalu basa
ditambahkan HNO3 hingga pH netral. Sebanyak 10 mL larutan diambil
dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer yang kemudian ditambahkan 1 mL indikator K2CrO4
5%. Larutan kemudian dititrasi dengan larutan AgNO3 sampai larutan
berwarna merah bata.
Setelah konsentrasi larutan AgNO3 diketahui,
selanjutnya adalah penentuan kadar NaCl. Penentuan kadar yang pertama adalah
penentuan kadar NaCl kotor atau yang belum direkristalisasi. Sebanyak 0,2530
gram sampel garam kotor dilarutkan dalam 100 mL aquades di dalam labu takar,
kemudian dipindahkan ke dalam Erlenmeyer. Dicek pHnya, jika terlalu asam
ditambahkan larutan NaHCO3 dan jika terlalu basa ditambahkan HNO3
hingga pH netral. Sebanyak 10 mL larutan diambil dan dimasukkan ke dalam
Erlenmeyer yang kemudian ditambahkan 1 mL indikator K2CrO4
5%. Larutan kemudian dititrasi dengan larutan AgNO3 sampai larutan
berwarna merah bata.
Penentuan kadar yang selanjutnya adalah penentuan kadar garam
murni atau yang sudah direkristalisasi. Sebanyak 0,2504 gram sampel garam hasil
rekristalisasi dilarutkan dalam 100 mL aquades di dalam labu takar, kemudian
dipindahkan ke dalam Erlenmeyer. Dicek pHnya, jika terlalu asam ditambahkan
larutan NaHCO3 dan jika terlalu basa ditambahkan HNO3
hingga pH netral. Sebanyak 10 mL larutan diambil dan dimasukkan ke dalam
Erlenmeyer yang kemudian ditambahkan 1 mL indikator K2CrO4
5%. Larutan kemudian dititrasi dengan larutan AgNO3 sampai larutan
berwarna merah bata.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data Pengamatan dan Analisis
Data
Tabel
1.1 hasil pengamatan qualitatif
Aspek
yang diamati
pengamatan
|
Warna
garams ebelum dimurnikan
Putihkekuningan
Bentuk
Kristal garam sebelum dimurnikan
Kasar
Warna
garam setelah dimurnikan PutihBersih
Bentuk
Kristal garam setelah dimurnikan
Halus
Volume
Ba(OH)2 yang
diperlukan
40
tetes
Volume
(NH4)2CO3 yang diperlukan
10 mL
Berat
Kristal hasil Rekristalisasi
1.4155 g
|
Tabel
1.2 hasil titrasi
V
NaCl
|
V AgNO3
|
||
Titrasi
1(standarisasi)
|
Titrasi
2(kadargaramkotor)
|
Titrasi
(kadargarambersih)
|
|
10
mL
|
4.490
mL
|
3.710
mL
|
3.310
mL
|
Analisis Data
·
Standarisasi AgNO3
N NaCl =M x Valensi
=
. 1
= .
=
0.042 N
NAgNO3 . V AgNO3 = NNaCl . V
NaCl
NAgNO3 .4.49 =
0.042 .
10
N
AgNO3 =
N AgNO3 =
0.0930 N
·
Penentuan Kadar Garam
Kotor
% = x 100%
= x 100%
= x 100%
= 79,46 %
·
Penentuan Kadar Garam
Rekristalisasi
% = x 100%
= x 100%
= x 100%
= 88,92%
· Menghitung
rendemen garam
Rendemen =
=
x 100%
= 56,50 %
Pembahasan
Natrium
Klorida merupakan nama kimia dari garam dapur. Garam dapur merupakan senyawa
kimia yang tersusun dari 2 unsur,logam Natrium dan gas klor bila
dipisahkan,kedua zat ini memiliki sifat erbeda.kedua zat tersebut memang dapat
merugikan jika berdiri sendiri-sendiri akan tetapi jika bergabung kedua zat
tersebut akan menjadi zat yang berguna.Garam dapur ini dmurnikandan
dikristalisasi agar didapatkan kristal garam yang lebih sehat dan bersih.
Rekristalisasi merupakan salah satu metode
yang digunakan untuk memurnikan padatan,pendapat lain
mengungkapkan bahwa metode rekristalisasi dapat digunakan untuk memisahkan suatu padatan dari padatan
yang lainnya.Prinsip dasar dari
proses rekristalisasi adalah perbedaan daya larut dari suatu zat.
Garam
dapur yang dilarutkan dalam aquadest panas akan terurai menjadi ion-ionnya
yakni ion Natrium dan ion klorida.Garm yang telah terurai kemudian disaring dan
filtratnya digunakan untuk peroses selanjutnya yaitu proses pengendapan.
Penambahan
0.05 gram CaO bertujuan untuk mengendapkan zat-zat pengotor seperti ion Ca2+
, Fe3+ , Mg2+
kemudian penambahan Ba(OH)2 bertujuan untuk menghentikan proses
pengendapan lebih lanjut karena adanya ion Ca2+.sementara penambahan
NH4)2CO3 adalah untuk menjenuhkan larutan.
Kemudian
fungsi dari penambahan HCl 1.5 M pada larutan adalah untuk menetralkan pH
larutan yang semula bersifat basa sebagai akibat dari penambahan Ba(OH)2. Tahap
sebelumnya,uji pH ini menggunakan indikator universal dengan ditandai dengan
warna hijau yang muncul pada hijau ketika larutan diuji.
Sebelum
penentuan kadar dilakukan,maka dilakukan standarisasi larutan AgNO3
karena larutan AgNO3 merupakan larutan baku sekunder yang
kadar dan normalitasnya dapat selalu berubah ubah sehingga perlu dilakukan
standarisasi guna mengetahui secara pasti normalitas AgNO3 yang nantinya akan digunakan untuk menentukan
kadar dari garam kotor dan garam hasil rekristalisasi agar didapatkan hasil
yang benar benar kuantitatif.setelah dilakukan standarisasi didapatkan volume AgNO3 yang digunakan sebanyak
4.490 mL dan setelah dilakukan perhitungan didapatkan Normalitas AgNO3 sebesar 0.0930 N.
Penentuan
kadar dilakukan melalui titrasi Argentometri dengan AgNO3 yang telah
distandarisasi,setelah dilakukan titrasi penentuan kadar didapatkan Volume AgNO3 yang digunakan sebesar 3.710
mL dari 0.2503 gram garam kotor yang digunakan dan setelah dlakukan perhitungan
didapatkan kadar garam NaCl pada garam kotor sebesar 79.46 % dan volume AgNO3 yang digunakan pada proses
penentuan kadar garam bersih sebesar 3.310 mL dari 0.2025 gram garam hasil
rekristalisasi yang d titrasi kemudian setelah dilakukan perhitungan didapatkan
kadar sebesar 88.92 %.
Dari
hasil yang telah diperoleh dapat dilihat bahwa kadar NaCl setelah proses
pemurnian dan rekristalisasi lebih besar dibandingkan dengan sebelum proses
rekristalisasi,hal ini menunjukkan telah berkurangnya kadar zat pengotor pada
garam krosok setelah dilakukan proses pemurnian sesuai dengan tujuan dari
percobaan ini.
SIMPULAN
Proses
pemurnian garam dapur dan rekristalisasinya merupakan salah satu upaya untuk
membuat garam dapur yang dikonsumsi lebih bersih dan sehat untuk
dikonsumsi.Dasar dari proses pemurnian dan rekristalisasi adalah adanya
perbedaan daya larut antara komponen-komponen pada garam dapur.Kadar garam
dapur hasil rekristalisasi lebih tinggi jika dibandingkan dengan sebelum
rekristalisasi,hal tersebut menunjukkan telah berkurangnya kadar zat pengotor
seiring dengan meningkatnya kadar NaCl.
DAFTAR
PUSTAKA
Harjito, 2013, Panduan penulisan manuskrip., diunduh di
www.facebook.com/groups/chemisfun/shshhsnshhhs.pdf pada tanggal 1 September
2013
Herlin,ifha. 2013. Pemurnian
naCl. http://ifhaherlin.blogspot.com/2013/05/pemurnian-nacl.html
. 31 maret 2014
Herutomo,
Bambang., 2000. Efek Rekristalisasi Pada Bahan Bakar Uo2 Derajat Bakar Tinggi Terhadap
Pelepasan Gas Hasil Fisi . Pusat Pengembangan Teknologi Bahan
Bakar dan Daur Ulang-BATAN . Jakarta.
Setyopratomo, Puguh.
2003. “Studi Eksperimental Pemurnian
Garam NaCl dengan Cara Pemurnian Rekristalisasi”. Volume 11 nomor 2. http://google.com/. 20 Maret 2014
Sulistyaningsih,
Triastuti. 2010. “Pemurnian Garam Dapur
Melalui Metode Kristalisasi Air Tua dengan Bahan Pengikat Pengotor Na2C2O4
– NaHCO3 dan Na2C2O4 – Na2CO3”.
Volume 8. http://google.com/. 20 Maret 2014.
Vogel
. 1945 . Analisis Anorganik Kualitatif .
PT Kalman Media Pustaka . Jakarta
good
BalasHapus