FOTOKIMIA REDUKSI ION BESI (III)
Lab. Kimia
Anorganik Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang
Gedung D8 Lt
1Sekaran Gunung pati Semarang 50229, Indonesia
Abstrak
Percobaan Fotokimia Reduksi Ion Besi (III) bertujuan
untuk mempelajari reaksi ion Besi (III) secara fotokimia dan mempelajari
pemanfaatannya untuk cetak biru. Prinsip yang digunakan dalam percobaan ini
adalah reaksi reduksi ion besi (III) yang dipengaruhi oleh cahaya. Metode dalam
percobaan ini adalah fotokimia yang
merupakan ilmu yang mempelajari reaksi-reaksi kimia yang diinduksi oleh sinar
secara langsung menggunakan kertas kalkir yang transparan dan cetak biru dengan
kertas peka dan dikenakan oleh cahaya matahari dengan menempatkannya di tempat
yang terkena cahaya matahari secara langsung dengan penyinaran yang optimal
atau pada tempat yang terkena cahaya matahari dengan intensitas yang cukup. Variasi yang
dilakukan dalam percobaan ini adalah lama penyinaran objek. Hasil yang didapat setelah
kertas dicuci dengan beberapa reagen adalah kertas peka akan berwarna biru tua
dengan warna putih pada objek yang dituliskan menggunakan spidol. Semakin lama
penyinaran maka warna biru akan semakin
pekat dan objek akan semakin jelas. Hasil tersebut merupakan bukti telah
tereduksinya besi (III) menjadi besi (II).
Kata Kunci : Fotokimia , Reaksi reduksi , Cahaya
Abstract
Photochemical experiments Ion
Reduction Iron ( III ) ions aims to study the reaction of Iron ( III )
photochemically and studied its use for blueprints . The principle used in
these experiments is the reduction reaction of iron ions ( III ) which is
influenced by light . The method in this experiment is the photochemical is the
study of chemical reactions induced by light directly using transparent tracing
paper and blueprint paper sensitized and charged by solar light by placing it
in a place exposed to direct sunlight irradiation optimal or in places exposed
to the sun light with sufficient intensity . Variations were made in this
experiment is a long object irradiation . The results obtained after the paper
was washed with several reagents are sensitive paper will be dark blue with
white on the object that is written using markers . The longer the exposure the
blue color will be more concentrated and objects will be more apparent . These
results are evidence has been its reduced iron ( III ) to iron ( II ).
Keywords : Photochemical , Reduction reaction , light
PENDAHULUAN
Besi
merupakan unsur ke-4 terbanyak penyusun kerak bumi, tergolong unsur transisi
utama. Di alam ditemukan dalam beberapa
mineral, terutama sebagai hematite ( Fe2O3), limonit
(FeO(OH) nH2O) dan magnetit (FeO-Fe2O3). Besi
dapat berada dalam emapat bentuk alotrop, yaitu sebagai besi-α,
besi-β, besi γ
dan besi-δ dengan titik transisi pada 770⁰C,
928⁰C, dan 1530⁰C.
Bentuk α bersifat magnet,tetapi bila berubah
menjadi besi δ sifat magnet itu hilang. Logam besi
sangat reaktif dan mudah berkarat terutama dalam kondisi udara lembab atau suhu
tinggi. Pada pemanasan bereaksi dengan unsur bukan logam, dapat membentuk
senyawa besi (II) dan senyawa besi (III).
Besi
adalah logam paling banyak, dan dipercayai sebagai unsur kimia ke sepuluh paling
banya di alam. Jumlah besi yang besar di bumi disangka menyumbang kepada medan
magnet bumi. Simbolnya Fe ringkasan ferrum nama latin bagi besi. Besi
adalah logam yang dihasilkan dari bijih besi, dan jarang ditemui dalam keadaan
bebas.
Dalam
industri, besi dihasilkan dari bijih, kebanyakan hematit (Fe2O3),
melalui reduksi oleh karbon pada suhu 20000C.
2
C + O2 → 2 CO
3
CO + Fe2O3 → 2 Fe + 3 CO2
Besi
yang dihasilkan dapat digunakan dalam sintesis senyawa-senyawa yang mengandung
Fe.
Beberapa
senyawa kompleks dengan atom pusat Fe adalah
1.
FeIII [ (2,2-bipryridine)(HPO3)(H2PO4) ]
2.
Kompleks M [TCNQ]
3.
Kompleks Fe(II) - Cr(III) Oksalat
(Petrucci,1989)
FeO,
Fe2O3, dan Fe3O4 hampir sama
apabila dikaitkan dengan strukturnya. Atom oksigen pada semua strukturnya
konfigurasi c.c.p. dalam stoikiometri semua FeO berbentuk oktahidral yang
diikat oleh atom Fe, yang memberikan efek kisi NaCl dari Fe2+ da
O2-. Perbandingan kedua ion ini dalam persenyawaannya kira-kira
48,56%. Pemindahan ion Fe3+ dari Zink Aridear dan
penggantian dengan dua sampai tiga dari number ion Fe3+ memberi FeO
dalam besi berkurang ini menunjukkan data lebih akurat daripada penambahan
oksigen ketika besi tiga-empat aserrimeritan Fe2+ diganti oleh ion
Fe3+ akan terbentuk senyawa Fe3O4, dan sebuah
struktur spinel. (Heslop & Robinson,
1969)
Fotokimia
adalah ilmu yang mempelajari reaksi-reaksi kimia yang diinduksi oleh sinar
secara langsung maupun tidak langsung. Reaksi termal biasa yang berlangsung
dalam gelap memperoleh energi pengaktifan dari penyerapan foton cahaya oleh
molekul-molekulnya. Karena itu reaksi ini memberikan kemungkinan selektivitas
yang tinggi, yang berarti bahwa energi dari kuantum cahaya tepat sesuai untuk
reaksi tertentu saja. Keadaan elektronik molekul yang tereksitasi mempunyai
energi dan distribusi elektron yang berbeda dari keadaan dasar, sehingga sifat
kimia
nya pun berbeda.
Dalam
fotokimia terdapat dua hukum dasar. Menurut hukum yang pertama dari Grothus
(1817) dan Draper (1843), perubahan fotokimia hanya dapat ditimbulkan oleh
cahaya yang diserap. Radiasi yang tidak diserap tetapi dapat mendorong molekul
tereksitasi untuk memancarkan sinar. Hukum kedua fotokimia yang diusulkan oleh
Stark dan Einstein (1908-1912) menyatakan bahwa molekul yang menyerap satu
kuantum sinar masuk menjadi teraktifkan. (Alberty, 1984)
Pengolahan
cetak biru masih sangat jarang ditemukan,tetapi proses pembuatan cetak biru
sangatlah mudah biasanya kertas cetak biru, dilapisi dengan besi ammonium
sitrat dan kalium ferisianida yang sensitive terhadap cahaya. Proses
penggambaran dilakukan pada kain tembus cahaya atau kertas yang ditempatkan di
atas satu lembar kertas cetak biru dan dibuka pada tempat yang disinari oleh
cahaya yang kuat. Cahaya mengubah besi ammonium sitrat menjadi senyawa garam
dari besi, kemudian ketika kertas direndam di dalam air, senyawa garam dari
besi bereaksi dengan kalium ferisianida untuk membentuk larutan biru pekat yang
membuat kertas menjadi berwarna biru. Zat kimia pada kertas dilindungi dari
cahaya oleh garis dari kertas atau melarutkan gambar dan mengakibatkan kertas
atau gambar menjadi putih. Cetak biru dikembangkan dengan memancarkan cahaya
pada senyawa besi. Dalam dunia fotografi senyawa perak dan halogen mengalami
perubahaan oleh cahaya. (Biddle,1949)
METODE
Percobaan Fotokimia Reduksi Ion Besi (III) pertama kali
dilakukan dengan membuat larutan dari campuran antara 100 mL larutan Besi (III)
Klorida dengan 100 mL larutan Diamonium Hidrofosfat kemudian ditambahkan dengan
Asam reduktor yaitu berupa Asam Oksalat. Larutan yang kami gunakan dalam
percobaan kami bukan larutan yang kami buat secara langsung akan tetapi kami
menggunakan larutan yang telah dibuat seminggu sebelumnya dan disimpan dalam
almari gelap agar larutan tidak rusak.
Tahap berikutnya adalah mencelupkan kertas HVS sebanyak 2
lembar kedalam larutan mengeringkannya
selama 30 menit yang digunakan sebagai kertas peka. Pencelupan dan Pengeringan
dilakukan didalam lemari gelap untuk meminimalisir terjadinya proses oksidasi.
Sambil menunggu kertas peka kering,kami membuat objek diatas kertas kalkir yang
kami tulis dengan tinta dengan pola NIM kami yaitu 4301412109 dan 4301412111.
Ketika pengeringan selama 30 menit telah selesai kemudian kertas peka tersebut
dijepit dengan kertas kalkir yang telah ditulis dengan tinta untuk selanjutnya
dikenai sinar matahari dengan variasi lama penyinaran yaitu 5 menit dan 10
menit. Setelah pengeringan dilakukan kemudian kertas peka yang telah dikenai
cahaya matahari tersebut dicelupkan kedalam 3 jenis larutan yaitu Larutan ion
Heksasianoferrat (III) 0.1 M,larutan kalium Dikromat encer 0.03 M,dan HCl 0.1 M
secara berurutan. Mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Tabel 6.1 Hasil Pengamatan
Aspek yang diamati
|
Hasil Pengamatan
|
Warna larutan FeCl3
|
orange kecoklatan,bening
|
Warna larutan Diamonium Hidrofosfat
|
bening
|
Warna larutan campuran
|
Orang kecoklatan agak pudar
|
Warna larutan campuran + Asam Oksalat
|
Orang kecoklatan agak pudar
|
Warna kertas setelah dicelupkan dalam larutan
|
Ransparan,agak kuning
|
Hasil cetakan
|
Warna biru tua dengan warna putih pada objek yang
tertutup spidol
|
Reaksi yang
terjadi
[Fe(H2O)]3
à
[Fe(H2O)5(OH)]2
2[Fe(H2O)]3à[Fe(H2O)4(OH)2] [Fe(H2O)4]4
Pembahasan
Percobaan fotokimia reduksi ion besi (III) bertujuan
untuk mempelajari reaksi reduksi ion besi (III) menjadi ion besi (II) dan
pemanfaatannya dalam cetak biru. Langkah pertama yang dilakukan dalam percobaan
ini adalah membuat larutan yang merupakan campuran antara 100 mL Ferri Klorida
(FeCl3) dengan 100 mL diamonium hidrofosfat (NH4)2HPO4) karena kita memanfaatkan reaksi reduksi Besi (III) sehingga
larutan yang kita buat juga harus terdiri dari ion Besi (III) seperti didalam
FeCl3 yang selanjutnya ditambahkan dengan 100 mL Asam Oksalat (H2C2O4)
. Larutan ini digunakan untuk mencelupkan kertas HVS guna membuat kertas peka.
Fungsi penambahan Asam oksalat adalah untuk mereduksi ion besi (III) menjadi
ion besi (II) dan mempertahankannya agar tidak mengalami oksidasi kembali
menjadi ion besi (III) oleh karena itu percobaan dilakukan didalam lemari
gelap. Jika percobaan dilakukan dalam ruangan yang terkena cahaya dan udara
bebas maka ion besi (II) akan dengan cepat berubah menjadi ion besi (III).
Reaksi reduksi merupakan suatu reaksi yang menyebabkan terjadinya penurunan
bilangan oksidasi,seperti yang terjadi pada reaksi ini besi yang semula
memiliki tingkat oksidasi +3 berubah menjadi +2 karena penambahan Asam Oksalat.
Reaksi yang terjadi :
2FePO4 + H2C2O4
à
2FeC2O4 + 2H3PO4 + 2CO2
Ok : C2O4
2- à
2CO2 + 2e- x
1
Red : Fe3+
+ e- à Fe2+ x 2
2Fe3+ + C2O4 2- à
2Fe2+ + 2 CO2
Kertas Peka yang telah selesai dibuat dari kertas HVS
yang dicelupkan kedalam larutan kemudian dikeringkan selama 30 menit. Tujuan
dari proses pengeringan ini adalah untuk memastikan larutan telah meresap
kedalam kertas.
Penjepitan objek dilakukan setelah kertas peka benar-benar
telah kering dengan susunan kaca,kertas objek,kertas peka,dan ditutup kembali
dengan kaca tipis kemudian dikenai sinar,proses ini bertujuan untuk mengoksidasi
ion Besi (II) yang telah dihasilkan pada proses sebelumnya menjadi ion Besi
(III),akan tetapi bagian yang telah tertutup oleh spidol pada pembuatan objek
tidak ikut teroksidasi menjadi ion besi (III) karena bagian tersebut telah
terlindungi(tertutup) oleh tinta.dan hal inilah yang menghalangi proses
oksidasi.
Kertas peka yang telah disinari kemudian dicuci dengan
larutan Kalium heksasianoferrat,Kalium Dikromat,dan HCl guna memperjelas objek
yang telah dibuat. Perubahan yang terjadi setelah pencelupan yaitu kertas
menjadi berwarna biru tua pada bagian yang tidak tertutup spidol sedangkan pada
bagian yang tertutup spidol berwarna putih. Warna biru yang muncul merupakan
efek dari terjadinya reaksi oksidasi dari Ion Besi (II) menjadi Ion Besi (III)
karena terkena cahaya matahari. Pada proses pencelupan dengan larutan Kalium
Heksasianoferrat bagian yang tidak tertutup spidol berwarna biru tua sedangkan
bagian yang tertutup spidol berwarna biru muda,setelah dicelupkan kedalam
kalium dikromat dan HCl bagian yang tertutup spidol menjadi berwarna putih
sehingga objek yang dituliskan jelas terlihat.
Reaksi yang terjadi pada pencelupan tersebut adalah
sebagai berikut :
Fe2+ +
[Fe(CN)6]3- à
Fe3+ + [Fe(CN)6]4-
4Fe3+ + 3[Fe(CN)6]4- à 4Fe[Fe(CN)6]3
4Fe3+ + 3[Fe(CN)6]4- à 4Fe[Fe(CN)6]3
Kompleks lah yang memunculkan warna biru pada kertas peka
yang kami celupkan.
Reaksi yang terjadi pada pencelupan tersebut adalah
sebagai berikut :
Dalam percobaan yang kami lakukan kami menggunakan
variasi lama penyinaran yaitu 5 menit dan 10 menit. Perlakuan penyinaran selama
5 menit diberikan kepada objek “4301412109” dan perlakuan penyinaran selama 10
menit terhadap objek “4301412111”,hasil yang kami dapat objek dengan penyinaran
selama 5 menit lebih jelas terlihat dibandingkan yang disinari selama 10
menit,hal ini dikarenakan reaksi fotokimia memiliki rentang waktu yang optimal
untuk penyinaran yaitu 3-5 menit,jika sampai 10 menit maka kemungkinan bagian
yang tertutup oleh spidol sedikit ikut teroksidasi sehingga menyebabkan
menghasilkan warna yang tidak jauh berbeda dengan area disekitarnya yang tidak
tertutup spidol.
SIMPULAN
Fotokimia Reduksi Ion Besi (III) merupakan suatu
percobaan yang memanfaatkan reaksi reduksi ion Besi (III) menjadi ion Besi (II)
yang banyak dimanfaatkan dalam cetak biru. Prinsip dalam reaksi ini adalah
reaksi Antifotokimia dan reaksi Fotokimia,penulisan dengan menggunakan spidol
akan menghambat proses oksidasi sehingga bagian yang tertutup spidol akan tetap
sebagai ion Fe2+ (tidak berubah menjadi ion Fe3+)
sehingga warnanya tidak berubah menjadi biru tua.
DAFTAR PUSTAKA
Alberty, R.A. 1984.
”Thermodinamic
of Biochemical Reaction”. New Jersey:
John Wiley and Sons Inc
Biddle,H.C. 1949.
”Chemistry
Today”. USA :Rand Mcalley and
Company
Harjito, 2013, Panduan
penulisan manuskrip., diunduh di
www.facebook.com/groups/chemisfun/shshhsnshhhs.pdf pada tanggal 1 September
2013
Heslop,R.B.
and Robinson P.L. 1960. ”Inorganic
Chemistry:A Guide for Advance Study”, Elsever,Amsfer.
Vogel . 1945 . Analisis
Anorganik Kualitatif . Jakarta : PT
Kalman Media Pustaka
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar